Trenggalek – Derasnya hujan yang tak kunjung reda dalam beberapa hari terakhir kembali menguji ketangguhan warga Trenggalek. Minggu (29/6/2025), bencana tanah longsor melanda RT 16 RW 08 Dusun Pager, Desa Sawahan, Kecamatan Panggul. Material longsor menutup total akses jalan alternatif penghubung antar dusun di perbatasan desa, membuat aktivitas warga nyaris lumpuh.
Namun di tengah situasi genting, sinergi luar biasa kembali ditunjukkan. Tanpa menunggu lama, aparat gabungan dari Koramil 0806-11/Panggul, Polsek Panggul, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kecamatan Panggul, dan relawan Kampung Siaga Bencana (KSB) langsung bergerak cepat menuju lokasi. Dengan semangat tanggap darurat, mereka bahu-membahu menangani longsor demi memulihkan jalur vital bagi masyarakat.
Serma Suhardjo, anggota Koramil 0806-11/Panggul yang tergabung dalam TRC BPBD Kecamatan Panggul, mengungkapkan pentingnya kecepatan bertindak dalam kondisi seperti ini.
“Kami bersama tim langsung bergegas ke lokasi untuk segera melakukan penanganan dan pembersihan material longsor. Semakin cepat akses jalan dibuka, semakin cepat pula roda kehidupan warga bisa kembali berputar,” ujarnya penuh tekad.
Dengan medan yang terjal dan sulit dijangkau alat berat, para petugas dan relawan tak gentar. Hanya berbekal peralatan manual dan semangat gotong royong, mereka bekerja tanpa kenal lelah. Hasilnya: dalam waktu relatif singkat, jalur yang tertutup berhasil dibuka kembali, memberi harapan baru bagi warga yang sempat terisolasi.
Kepala Desa Sawahan yang turun langsung memantau proses evakuasi pun tak kuasa menyembunyikan rasa bangganya.
“Inilah kekuatan Trenggalek: kebersamaan. TNI, Polri, BPBD, relawan KSB, dan masyarakat bergerak sebagai satu kesatuan. Kami sangat merasakan manfaat dari kolaborasi yang solid ini,” ungkapnya.
Meski jalur sudah kembali terbuka, kewaspadaan tetap menjadi kata kunci. Ancaman longsor susulan masih membayangi, mengingat curah hujan yang tinggi. BPBD Kabupaten Trenggalek pun mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan untuk terus siaga dan segera melapor jika muncul tanda-tanda pergerakan tanah.
Bencana ini menjadi pengingat penting bahwa mitigasi dan respons cepat tak bisa dilakukan sendirian. Diperlukan kesadaran kolektif, koordinasi lintas instansi, dan peran aktif masyarakat. Trenggalek telah menunjukkan bahwa ketika kita bersatu, bahu-membahu dalam kepedulian dan solidaritas, tak ada tantangan bencana yang tak bisa kita atasi.
Leave a Reply